Minggu, 04 Januari 2015

Tanah Longsor Terjadi di Banjarnegara


Berselang 8 tahun, mimpi buruk yang dulu melanda dan menyapu Desa Sijeruk di Banjarnegara, Jawa Tengah kembali terulang. Jumat 12 Desember 2014 pukul 17.30 WIB, Dusun Jemblung di Kecamatan Karangkobar dalam hitungan detik lenyap ditimbun tanah longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, bencana longsor ini telah meluluhlantakkan 150 rumah yang dihuni oleh 53 kepala keluarga atau sekitar 300 jiwa.
Kepiluan pun seketika melanda warga yang kehilangan anggota keluarganya. Suasana duka juga terasa menyayat di Puskesmas setempat, dimana para warga berdatangan mencari tahu keberadaan keluarga dan kerabatnya.
Dengan bergerak cepat, Tim SAR dengan dibantu TNI-Polri dan aparat terkait, bahu-membahu mengintensifkan pencarian korban longsor. Selama sepekan tak pernah lelah mereka terus mencari sejumlah korban yang masih hilang. Kesulitan sudah jelas dihadapi oleh tim di lapangan. Anjing pelacak pun turut diterjunkan guna memudahkan menemukan korban.
2 hari pascabencana Longsor, Presiden Joko Widodo dan menteri terkait, langsung meninjau proses evakuasi korban longsor yang diperkirakan masih tertimbun material tanah.
Presiden Jokowi juga sempat mengunjungi pengungsi yang berada di Desa Karangkobar. Tercatat, ada 300 pengungsi yang tersebar di sejumlah titik.
Wilayah Banjarnegara memang memiliki titik-titik yang rawan dengan pergerakan tanah. Dalam 1 tahun, rata-rata longsor terjadi 2 sampai 3 kali.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sistem peringatan dini longsor di Banjarnegara sebenarnya telah lama terpasang, namun alat itu rusak sehingga tidak berfungsi normal. Sangat rawan pergerakan tanah, begitulah kondisi Desa Jemblung di Karangkobar berdasarkan pantauan Menteri Pekerjaan Umum.
Sesuai dengan peta geologi Kementerian ESDM, wilayah Banjarnegara yang berada di perbatasan Jawa Barat - Jawa Tengah terletak di wilayah dataran tinggi.
Dengan dikelilingi gunung dan perbukitan, dan lebih banyak ditandai dengan zona kuning dan merah, zona itu juga disebut dengan segitiga rawan longsor. Daerah itu yaitu Banjarnegara, Wonosobo, dan Gunung Dieng.
Menyikapi kondisi itu, Pemprov Jawa Tengah menegaskan, tidak ada pilihan lain. Proses pemindahan penduduk atau relokasi harus dilakukan secepatnya.
Namun tak semudah itu, proses relokasi menemui kendala, yaitu penolakan dari warga. Mereka yang menolak antara lain sekitar 200 warga dari 35 keluarga di Desa Sampang yang terletak hanya 2 km dari lokasi kejadian.
Mereka enggan pindah karena sebagian besar tanah yang ditempati adalah milik nenek moyang, padahal kemiringan tanah di sekitar lokasi bencana mencapai 40 hingga 60 derajat. Hal itu bisa memicu longsor susulan sewaktu-waktu. Perumahan yang dibangun permanen itu bahkan telah retak-retak pada bagian perkarangan rumah.
sumber: http://www.liputan6.com

Gempa 6,8 SR Mengguncangg Jepang



Puluhan orang terluka usai gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang Jepang bagian tengah, kemarin malam. Gempa yang berpusat di wilayah pegunungan terpencil di Prefektur Nagano juga menghancurkan rumah-rumah di sebuah resor ski terkenal.



"Salah satu daerah yang paling terkena dampak gempa adalah sebuah resor ski di kawasan Hakuba. Sedikitnya 7 rumah dan infrastruktur desa rusak. 7 Dari 39 orang terluka akibat gempa mengalami cedera serius," ungkap seorang pejabat Kepolisian Prefektur Nagano.



Sementara, stasiun televisi Jepang menayangkan gambar tanah longsor yang memotong jalan dan rel kereta api. Termasuk, sejumlah rumah runtuh dan jalan raya melengkung atau terbelah.



Beberapa saat setelah gempa mengguncang, sekitar 300 petugas berupaya mencari korban lain yang mungkin tertimbun puing bangunan. Kini operasi penyelamatan telah selesai. Petugas menemukan 21 orang terjebak di bangunan yang runtuh, 2 di antaranya cedera.



Kendati demikian, tidak ada fasilitas listrik yang rusak, termasuk pembangkit tenaga nuklir di dekat Prefektur Nagano. Soal yang terakhir, sudah disampaikan secara resmi oleh Tokyo Elektric Power Co. melalui akun Twitter-nya.



Hanya, Chubu Electric Power Co. mengatakan akan ada 200 rumah yang mati listrik pada Minggu ini. Sementara itu, kereta api cepat Shinkansen sudah diperbaiki, setelah sempat terganggu.



Badan Meteorologi Jepang melaporkan, setelah gempa 6,8 SR pada Sabtu 22 November 2014 pukul 22.00 waktu setempat, ada beberapa gempa susulan dengan kekuatan rata-rata 4,1 SR


sumber: http://news.liputan6.com/

AirAsia QZ8501 Diduga Patah atau Pecah

Pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 oleh Tim SAR Gabungan sudah memasuki hari ke-8. Namun demikian, tim belum menemukan secara pasti posisi dan kondisi badan pesawat tipe Airbus A320-200 itu.




Direktur Operasional dan Pelatihan Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama TNI SB Supriyadi mengatakan, pesawat diduga sudah relatif tidak utuh. ?Hal itu didapat dari hasil analisis terhadap serpihan-serpihan yang sudah ditemukan.

"Berdasarkan serpihan-serpihan yang ditemukan, badan pesawat ini patah atau pecah. Terpisah antara bodi dan ekornya," ujar Supriyadi dalam jumpa pers di Posko Utama Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (4/1/2014).

Supriyadi menjelaskan, Tim SAR Gabungan, terutama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga memfokuskan pada ekor pesawat. Sebab, pada ekor pesawatblack box atau kotak hitam berada.

"Konsen KNKT itu mencari ekor, letak black box itu," ucap Supriyadi.

Memasuki hari ke-8 pencarian dan evakuasi Pesawat AirAsia QZ8501 ini, total sudah 34 jenazah penumpang yang ditemukan dan dievakuasi Tim SAR Gabungan. Sebanyak 30 jenazah di antaranya sudah diidentifikasi mendalam di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ?1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan.

sumber: news.liputan6.com


Fungsi Sound Level Meter pada Kegiatan Sehari - hari

Sound Level Meter adalah suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama untuk lingkungan industri. Alat ini banyak digunakan pada industri - industri penerbangan agar mengetahui tingkat kebisingan suara agar tahu akibat pada lingkungan sekitar, dan industri - industri lain yang berhubungan dengan kebisingan suara. 

Tahukah anda semua suara di atas 85 dB dapat mengakibatkan kehilangan pendengar ini tergantung pd kekuatan lama suara. misalnya, selama 8 jam mendengar suara berkekuatan 90dB dapat menyebabkan kerusakan. Semua ledakan yang suaranya berkekuatannya sampai 140 dB dengan segera menyebabkan kerusakan (dan menyebabkan rasa sakit yang amat sangat )



Dan yang lebih fatal lagi akibat sering mendengar suara bising yang sudah dilansir dari Newsmaxhealth.com yang paling mengejutkan adalah rumah sakit ternyata menjadi tempat yang paling berisik yang bisa menyebabkan naiknya tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko stroke. Bahkan dibandingkan sepeda motor rumah sakit ternyata masih lebih bising hal ini karena adanya suara roda tempat tidur, suara sirine, bel gawat darurat dan sebagainya yang mencapai angka kebisingan 113 desibel. Kalau sepeda motor hanya 95 desibel saja.

Nah, oleh karena itu kita bisa mengantisipasi hal - hal berikut dengan memakai Sound Level Meter agar pekerjaan kita lebih nyaman dan tidak terjadi kecelakaan kerja yang berakibat fatal bagi kesehatan.

Bekerja dengan Vibration Meter


Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis.

Getaran mekanis dibedakan berdasarkan jenis pajanannya. Terdapat 2 bentuk yaitu:
  1. Getaran seluruh badan (whole body vibration) Akibat goncangan dari mesin, kendaraan atau traktor.
  2. Getaran alat-lengan (tool-hand vibration) atau getaran pada tangan dan lengan (hand and arm vibration).
Alat untuk mengukur getaran adalah: Vibrasi Meter.

Pengaruh getaran
Pengaruh getaran pada tenaga kerja dapat di bedakan:
  1. Gangguan kenikmatan dalam bekerja
  2. Mempercepat terjadinya kelelahan.
  3. Gangguan kesehatan

Getaran seluruh badan dapat memicu terjadinya:
  1. Penglihatan kabur, sakit kepala, gemetaran (shakeness)
  2. Kerusakan organ pada bagian dalam.

Getaran pada lengan dan tangan dapat mengakibatkan:
  1. Sakit kepala, dan sakit pada persendian dan otot lengan.
  2. Indera perasa pada jari-jari menurun fungsinya.
  3. Terbentuk noda putih pada punggung jari/telapak tangan (white finger syndrom).
Nah, oleh karena itu kita sangat membutuhkan Vibration Meter agar tidak terjadi kecelakaan akibat getaran - getaran tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah  pengukuran getaran dengan vibration meter lalu disesuaikan dengan nilai ambang batas getaran yang telah ditentukan.

Pengertian Sound Level Meter



Sound Level Meter measurement merupakan Suatu perangkat alat uji untuk mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama untuk lingkungan industri, contoh pada industri penerbangan dimana lingkungan sekitar harus diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.

Sound Level Meter saat ini memiliki standarisasi international dengan standar EC 61672:2003. Ada beberapa faktor yang menjadi pengaruh dalam pengukuran menggunakan sound level meter ini hal tersebut membuat gelombang suara yang terukur bisa jadi tidak sama dengan nilai intensitas gelombang suara sebenarnya. faktor tesebut sbb: Adanya angin yang bertiup dari berbagai arah menyebabkan tidak akuratnya nilai yang terukur oleh Sound Level Meter. Pengaruh kecepatan angin membuat nilai intensitas suara yang terukur tidak sesuai dengan intensitas suara dari Sound Level Meter.


Posisi tempat pengukuran yang terbuka seperti disekitar yang banyak tumbuhan dimana suara yang di uji banyak diserap oleh tumbuhan sehinnga pengukuran tidak maksimal.dari beberapa faktor tesebut diketahui bahwa perjalanan suara berpengaruh dengan benda sekitar yang menyerap suara.

Ads Inside Post